Gerakan Basmi Tikus Dirapatkan

Metrotvnews.com,jakarta:Dinas Kebersihan DKI Jakarta menggelar rapat terkait Gerakan Basmi Tikus (GBT). Rapat dihadiri perwakilan Dinas Kesehatan, Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Pertamanan dan Pemakaman, dan sejumlah Wali Kota.

Wakil Kepala Dinas Kebersihan Ali Maulana mengatakan, rapat membahas mekanisme pembasmian tikus. Namun, sampai berita ini belum ada keputusan apa pun dari rapat.

“Ini rapat pertama. Kami membahas mekanisme penangkapan dan pembayaran,” kata Ali kepada Metrotvnews.com di kantor Dinas Kebersihan, Cililitan, Jakarta Timur, Kamis (20/10/2016).

Warga dilarang menangkap dengan menggunakan senjata api. Penangkapan hanya dibolehkan menggunakan perangkap atau racun.

“Kalau yang suka berburu binatang pakai senjata, melihat ini kesempatan. Tapi itu tidak boleh karena membahayakan orang lain,” tuturnya.

Ali mengungkapkan, pihaknya juga belum memutuskan waktu pelaksanaan program GBT. Perlu beberapa kali rapat untuk membahas gerakan tersebut. “Nanti akan ada rapat teknis lagi. Program ini akan gagal kalau tidak kuat diperncanaannya,” ungkapnya.

Ali menuturkan, progtam GBT akan dilakukan setelah dinas-dinas terkait memberikan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis. Masalah imbalan yang akan diterima warga pun masih dalam pembahasan. “Kami patokannya Rp20 ribu per ekor. Tapi bisa berkurang, bisa juga bertambah,” ujarnya.

Kendati sudah mengadakan rapat, Ali mengaku belum mendapatkan intruksi secara resmi dan tertulis. “Kalau secara tertulisnya memang belum. Tapi kami sudah mengadakan rapat,” pungkasnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Biro Umum menyiapkan dana Rp80 juta untuk membiayai GBT. Kalau kurang, Pemprov DKI bisa menggunakan dana pembasmian hama dari Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan.

“Rp80 juta itu ada di Biro Umum, kita sudah cek. Termasuk dari Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan. Kita sisir mana yang memungkinkan untuk pembasmian hama,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis 20 Oktober.

Djarot menambahkan, program GBT akan diuji coba tahun ini. Jika berhasil, gerakan tersebut dilanjutkan tahun depan. “Enggak mahal kok. Bayangkan, kalau Rp80 juta saja sebagai gambaran, itu setara dengan 40 ribu tikus,” ujar Djarot.

Djarot mengungkapkan, esensi program GBT adalah membasmi sesuatu sebelum terjadi hal yang buruk. Pemprov DKI Jakarta, kata Djarot, akan membasmi tikus jenis apa pun yang merugikan, termasuk tikus korupsi di pemerintahan.

Wali Kota Blitar itu mengatakan, jenis tikus yang paling berbahaya adalah tikus berkepala hitam yang rakus. “Karena dia makan apa pun juga. Aspal dia makan, alat berat dia makan, solar juga dia makan, itu juga harus kita berantas,” ujar Djarot.